Sejarah Satelit Almaz, Proyek Satelit Bersenjata Pertama yang Gagal Diluncurkan
Mengenal Almaz, Proyek Satelit Bersenjata Pertama
Celupin. Jika anda tahu proyek Star Wars yang digagas Presiden Ronald Reagen tahun 1980 untuk melindungi Amerika dari ancaman rudal nuklir milik Uni Soviet yang jumlahnya berjibun dengan membangun rantai pertahanan laser berbasis satelit luar angkasa, maka sesungguhnya proyek Star Wars itu bukan lah hal baru bagi Soviet. Setidaknya Soviet mempunyai ide proyek mempersenjatai satelit mereka dengan senjata yang menjadi cikal bakal dari proyek “Star Wars”nya USA. Proyek itu dinamakan the Almaz atau diamond.
A. Proyek Pembuatan Almaz
Tahun 1950 - 1980 adalah tahun perlombaan ilmu iptek luar angkasa antara Soviet dan USA. Keberhasilan USA mendaratkan manusia di Bulan tahun 1969 seakan menghancurkan kedigdayaan luar angkasa yang sebelumnya dipegang Soviet. Setelah itu, USA semakin mengkokohkan kekuasaannya di luar angkasa dengan proyek satelitnya baik satelit untuk sains maupun keperluan militer. Namun Soviet tentu tak tinggal diam.
Salah satu proyek dari sekian banyak proyek rahasia Soviet adalah The Almaz atau Proyek Almaz. Inisiasi proyek Almaz telah dimulai awal tahun 1960. Adalah Vladimir Chelomei, kepala biro desain roket Soviet atau dikenal OKB - 52 sebagai jawaban atas program laboratorium satelit berawak atau Manned Orbiting Laboratory (MOL) milik Uncle Sam.
Proyek Almaz memiliki dua syarat utama karena memiliki tujuan jangka panjang: pertama, satelit Almaz akan diawaki oleh 2 - 3 kru dari pasukan Soviet sehingga diperlukan pergantian kru setiap 30 - 60 hari (bekerja di lingkungan rendah gravitasi terbukti memiliki dampak negatif untuk tubuh) dan kedua harus dapat di isi ulang (resupply).
Karena dua syarat utama yang diatas adalah mutlak, maka proyek Almaz melibatkan tiga kompomen utama:
- Modul satelit itu sendiri atau Orbital Piloted Station (OPS 11F71) dengan bobot total 15 ton, panjang 11 meter dan diameter maksimal 4.5 meter.
- Modul untuk keperluan isi ulang (resupply) atau Transportnyi Korabl’ Snabzheniia (TKS 11F72)
- Terakhir kendaraan untuk keperluan angkut dan pulang bagi crew, dikenal pihak barat dengan sebutan “Merkur".
Tujuan Almaz adalah keperluan militer dan apa yang bisa ditawarkan oleh satelit luar angkasa adalah keperluan mata mata (recognise). Sehingga Almaz dilengkapi kamera pengintai AGAT - 1 yang seberat hampir 2 ton dengan lensa selebar 6.4meter yang mampu membedakan merek sebuah mobil dari luar angkasa. Karena memiliki resolusi yang cukup tinggi, maka jangan kaget kalau hasil negative filmnya berukuran 50cm x 50cm. Hebatnya lagi setelah kru Almaz memotret dan hasil negative filmnya keluar, kru di dalam Almaz dapat mengatur eksposure sebelum akhirnya film dikirim dengan kapsul khusus untuk diteliti intelejen Soviet (OKB) di darat.
Dan ini yang mengejutkan ane, Satelit Almaz dilengkapi sebuah meriam cepat Rikther R-23 Rapid Canon berpeluru kaliber 23mm dibawah tubuhnya. R-23 merupakan senjata yang juga dipasang pada bomber Soviet TU - 22 Blinder. Operator meriam mempunyai teropong yang bisa diputar 360. Jika operator melihat “pembunuh satelit”mendekati Almaz, cukup arahkan teropong, komputer akan menghitung lintasan peluru dan tembak.
Yang menarik soal Almaz adalah "bagaimana Soviet bisa menemukan metode tepat, karena dasarnya pada luar angkasa (gravitasi rendah) jika agan menembak dengan pistol maka tubuh agan akan terdorong kebelakang, efek kejutan dr pistol tadi. Nah pistol dengan kaliber kecil aja segitu apalagi sebuah meriam kaliber 23mm yang mampu menghancurkan pesawat, kalau salah rumus satelit bisa keluar jalur bahkan hancur. Bahkan USA aja mendorong teknologi laser pada proyek Star Wars karena takut efek kejut dari senjata konvensional di lingkungan minim gravitas.”
Rahasia R-23 itu menjadi misteri cukup lama bahkan pihak barat baru tahu soal senjata ini tahun 1970, dimana ekspor pertama TU - 22. Misteri semakin tinggi saat tentara Israel mencegat sebuah paket berisikan peluru Soviet kaliber 23mm, kaliber baru yang belum dikenal oleh pihak barat. Pihak barat baru bisa membongkar R-23 saat tentara Prancis menembak jatuh TU - 22 di Chad, Afrika tahun 1987. Dari situ, terbongkar mekanisme kerja R-23 yang layaknya revolver namun dengan sedikit modifikasi.
Kadang senjata hebat selalu berakhir menyedihkan. Dengan alasan menghindari dompet kering, Pemerintah Soviet memutuskan untuk menggabungkan modul satelit Almaz dengan modul satelit Salyut yang notabene untuk keperluan riset dan sains.
Peluncuran Almaz - Salyut 2 pada tanggal 3 April 1973 yang berakhir kegagalan. Peluncuran berikutnya Almaz - Salyut 3 pada 24 Juni 1974, sukses mengorbit walaupun dengan kegagalan para kru yang menggunakan kendaraan terpisah (Soyuz) tidak bisa docking atau mendarat di satelit Almaz - Salyut 3 sebelum akhirnya masalah terselesaikan. Almaz - Salyut 5 menjadi peluncuran terakhir. Diluncurkan tahun 1976 kru yang menyusul dengan Soyuz berhasil merapat pada Almaz - Salyut 5. Pada hari ke 42, satelit kehilangan tenaga, kru dalam kondisi tanpa listrik di luar angkasa selama dua jam. Setelah perbaikan Soviet memerintahkan kru segera kembali.
Sejumlah varian Almaz telah direncanakan termasuk versi radar satelit untuk keperluan komersil. Namun dengan alasan dompet kering dan Soviet diambang kebangkrutan pada tahun 1985an buah dari sistem Sosialis, maka berakhir proyek Almaz baik berawak ataupun versi non awak dinyatakan ditutup. Sisanya proyek Almaz tersimpan rapi terjaga ketat di gudang militer Rusia di luar Moskow atau kalau agan2 punya duid, mampir lah ke International Space Station (ISS), disana ada modul sisa kejayaan proyek Almaz tergabung bersama ISS.
Post a Comment